[ X ] Close

Monday, February 10, 2014

JALAN-JALAN MURAH KE PULAU KOMODO? BISA KOQ :)



Komodo memang menarik banyak sekali orang untuk mengunjunginya. Masalah terbesar selain waktu pasti biaya yang tidak murah. Mengunjungi pulau Flores emang harus putar-putar otak supaya bisa bisa mendapatkan harga termurah dan pengalaman yang sepadan.

Saya dan teman saya @Ellen melakukan trip yang berbeda untuk mengunjungi Komodo, soal biaya dan trip yang mana lebih menarik, silahkan di pilih sendiri ya :).

Saya memilih mengunjungi Komodo dengan perjalanan darat. Rute saya adalah Surabaya – Bali- Ende (dgn pesawat) dan dilanjutkan dengan perjalanan darat sampai ke Labuhan Bajo karena ada beberapa spot di Flores yang akan saya singgahi juga seperti Moni, Kelimutu, Bajawa, Riung dan berakhir di Komodo/Rinca dengan menggunakan kapal dari Labuhan Bajo.

Untuk Biaya perjalanan saya sendiri (saya trip ke Komodo pertengahan tahun 2008) kira-kira seperti dibawah ini. Saya melakukan trip berdua dengan teman sehingga banyak sekali biaya yang tidak bisa saya pangkas.

Sewa kapal 1N/2D Rp 1.750.000 ( termasuk makan malam, pagi dan siang & snack)

Kapal yang saya gunakan cukup nyaman, ada satu kamar kecil dengan kasur kapuk yang lumayan empuk, kamar mandi yang selalu menyediakan air tawar, minuman dari air mineral dan soda selalu tersedia, makanan berlimpah ruah (cuman ber2 soalnya), peralatan snorkeling lengkap. Saya menginap di teluk kelelawar.

Tiket masuk ke taman nasional Komodo/Rinca sekitar Rp 90an ribu sudah termasuk biaya trekking.

Dengan tiket terusan ini kita bisa masuk ke 2 pulau yaitu Komodo dan Rinca tanpa harus melakuan pembayaran lagi, kecuali kita pengen beli souvenir ya atau memberi tip untuk ranger.

Hotel di Labuan Bajo, wah…..sekarang hotel di Bajo udah banyak banget. Silahkan dipilih mau yang kelas ecek-ecek sampai yang berbintang seperti Jayakarta atau hotel lainnya.

Biaya Diving, nah…yang ini saya gak tau hehe, soalnya gak diving, jadi mungkin bisa di tanyakan ke kapal yang kita sewa atau bisa langsung cari di sekitar labuan bajo, soalnya berserakan di labuan bajo tempat-tempat diving.

Biaya lain adalah pesawat. Saya mulai dari Ende sehingga biaya tentu lebih besar karena saya sewa mobil dari Ende sampai labuan Bajo selama 5 hari, alternative lain adalah naik bus/angkot atau ketengan naik travel. Biaya terbesar sewaktu saya berangkat kemaren selain sewa kapal tentu biaya pesawat. Tahun 2008 Citilink dan Air Asia belum beroperasi dari Surabaya ke Bali, sehingga mau tak mau saya terpaksa membayar mahal karena saya berangkat di akhir Juni yang artinya musim liburan. Arghhhhhhhhhhhh.

Untuk sewa kapal bisa hubungi Pak abdul asis, 081 337 235 321

Ellen Trip




Ellen di Gili laba

Sementara teman saya @Ellen dia melakukan trip Komodo melalui Lombok. Kenapa Ellen pilih dari Lombok ? nah dari Lombok kita bisa ikut Live On Board (LOB) yang tentu biaya bisa sedikit (sedikit aja loh ) di tekan dan tentunya merasakan hidup di kapal selama beberapa hari cukup memberikan petualangan baru, apalagi dia kemaren solo traveling jadi ketemu orang-orang baru juga yang pasti seru!.

Ellen mengambil paket LOB dari website kencanaadventoure.com yaitu 4D/4N start from Lombok. Nah dengan paket LOB ini kira-kira apa aja yang bisa di dapat selain main ke Komodo dan Rinca? cek di websitenya aja ya hehe.

Kapal akan bertolak dari Bangsal Lombok menuju Gili Bola. Di Gili Bola biasanya peserta bisa melihat kelelawar dan sunset trus nginep deh disini semalem diatas laut.

Pagi hari kapal berlayar menuju Pulau Moyo. Disini kita bisa snorkeling atau cuman males-malesan, terserah pesertanyalah hehe. Di Moyo selain bisa snorkeling juga bisa melihat air terjun. Kapal juga akan singgah di Danau Satonda, disini yah lagi2 kegiatannya selain berenang, snorkeling juga bisa diem aja dikapal buat yang gak berani turun ke laut hehe. Malam harinya kapal akan menginap di Gili laba.




gili laba was taken by Ellen ( pake iphone aja loh)

Nah…..nah…..di hari inilah saya paling sirik dengan Ellen, kenapa? Karena di Gili Laba ini kita akan trekking sampai ke puncak pulau dan jeng….jeng……disanalah pemandangan paling gila bisa keliatan. Super Keren !!. Selanjutnya setelah di hajar trekking kapal akan menuju ke PinkBeach untuk yah….apalagi selain snorkeling, berenang dan terserah pesertalah hahaha. DariPinkBeach kapal akan menuju KomodoIsland sekitar 2-3 jam untuk trekking di Komodo dan di penutup hari kapal akan menuju kalongIsland untuk nonton sunset dan kelelawar lagi hehe.

Hari terakhir tentu saja mengunjungi pulau Rinca untuk melihat Komodo. Selanjutnya ke Kelor dan the end of the tour tentu Labuan Bajo.

semua tempat tersebut Ellen hanya membayar sekitar Rp 1.550.000 saja, tetapi dia bilang beberapa peserta ada yang hanya membayar Rp 1.300.000 atau Rp 1.450.000. yang bule-bule malah bayar lebih murah daripada yang local hehe *ketawasetankarenasirik*. Kekurangan menginap di LOB ini adalah air tawar tidak selalu tersedia, jadi kalau semisalnya gak mandi yah jangan jengkel namanya aja tinggal di tengah laut ya. Mandi gak mandi langsung aja nyemplung di laut.

Di Labuan Bajo tentu hotel dan pengeluaran lain bukan lagi tanggungan LOB, sehingga mungkin bisa di sesuaikan aja sendiri pengennnya nginep dimana atau makan dimana. Sekedar informasi makanan gampang di temui tapi sedikit mahal. Warung-warung Jawa ada sih tapi kemaren saya dan Ellen gak sempat nyobain hehe.

Sebenarnya ada cara lain untuk menekan pengeluaran. Kalau kita punya libur lebih panjang dan flexible, cobalah dengan jalan darat, nginep di hotel murah/homestay/rumah penduduk yang berserakan di Labuan Bajo dan ketengan sewa boat. Biasanya kalau ketengan gitu bisa dikenakan sekitar Rp 500.000/orang.

List Hotel murah Labuan Bajo

BAYVIEW GARDENS – Hotel and Viewpoint, 08563839067 / 0385-41549

Email: bayviewgardens@gmail.com

Laprima Hotel

Jl. Batu Cermin

Hp085237448000

http://www.indonesiarooms.biz
info@indonesiaroom.com

Hotel wisata, 0385 41020

hotel gardena 0385 41258

hotel bintang flores, 0385 42000

hotel Mutiara, Jl. Soekarno Hatta

Ecolodge Hotel, 0361 747 4205

;

Tuesday, May 28, 2013

Pulau Merah, Mutiara Terpendam di Banyuwangi

Pulau Merah kini menjadi alternatif baru untuk berselancar, selain Pantai Plengkung di Taman Nasional Alas Purwo yang lebih dulu populer. Menurut Jro Made Suparta Karang, President Indonesian Surfing Asociation, Pulau Merah punya daya tarik yang tak kalah dengan Plengkung maupun Bali.

Kelebihan itu, kata dia, antara lain pada ombaknya yang bisa menjadi tujuan peselancar pemula, amatir dan profesional dengan ketingian rata-rata dua meter. Berbeda dengan Pantai Plengkung atau G-Land yang hanya bisa dinikmati oleh peselancar profesional.

Dari segi akses, pantai yang terletak 80 kilometer arah selatan kota Banyuwangi itu, lebih mudah dijangkau oleh masyarakat dengan kondisi jalan yang mulus. Obyek wisata di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran tersebut juga dekat dengan permukiman warga. "Kalau Plengkung, selain aksesnya sulit juga tidak bisa melibatkan masyarakat," kata dia yang turut hadir di Kompetisi Surfing Internasional di Pulau Merah, Jumat 24 Mei 2013.

Bentangan alam Pulau Merah dengan  bukit setinggi 200 meter di laut dan pantainya yang putih bersih, kata Jro, mengingatkan dia pada sebuah pantai di Brasil. Oleh karena itu, Jro menyebut Pulau Merah sebagai 'mutiara' yang terpendam.

Dia mendorong Pemerintah Banyuwangi untuk lebih gencar mempromosikan Pulau Merah. Selain berselancar, jenis olahraga lain seperti volli pantai dan paralayang bisa dikembangkan untuk semakin menarik wisatawan.

Piping, peselancar yang juga Contest Director acara tersebut, mengatakan, Pulau Merah mirip dengan Pantai Kuta, Bali, namun ombaknya lebih 'serius'. Serius dalam hal ini, berarti ombak bergulung setinggi dua meter dan panjang 300 meter, sehingga memungkinkan peselancar melakukan manuver di dalamnya alias teknik tubes.

Selain itu, di dasar laut tidak terlalu banyak karang seperti di Plengkung, sehingga Pulau Merah lebih aman bagi peselancar. Dengan kondisi ombak yang tidak terlalu ganas itulah, Pulau Merah memang lebih cocok bagi pemula yang ingin belajar berselancar.

Thursday, March 28, 2013

Wisata Impian: Pulau Komodo


Bermukim di Jerman delapan tahun terakhir membuat saya sering merasa malu tentang pengetahuan tempat-tempat wisata di Indonesia yang sangat terbatas. Apalagi, tipikal orang asing ketika berkumpul, walaupun itu kegiatan kampus, disela-sela pekerjaan atau konfrensi, tidak jarang yang dibicarakan adalah tentang budaya, wisata, kuliner dan iklim di negara asal temannya. Disamping itu, terkadang ada beberapa kegiatan resmi yang melibatkan kampus atau pemerintah kota, yang meminta kita untuk memperkenalkan Indonesia.
***
Selain Danau Toba, Bandung, Bali dan Jogja, saya belum pernah menyusuri tempat-tempat wisata di tanah air secara khusus. Rasa malu itu semakin bertambah ketika orang-orang Jerman atau Eropanya sendiri telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di tempat wisata yang belum pernah saya kunjungi. Atau ketika mereka kemudian meminta saran tentang tempat wisata di daerah timur; lalu saya hanya bisa berkata “nanti saya kabari,” padahal saya hanya mengulur waktu agar bisa mencari tahu lewat google terlebih dahulu.
Ya, masalah seperti ini memang bisa diatasi dengan mesin pencarian google atau mencari buku panduan. Akan tetapi, bagaimanapun juga, dengan mengunjungi langsung tempat-tempat wisata tersebut, maka pengalaman itu akan terekam dalam memori untuk jangka waktu yang lama, dimana saya bisa leluasa untuk membukanya kapan saja. Karena itu, ada banyak tempat-tempat wisata di tanah air yang ingin saya kunjungi, seperti juga Pulau Komodo.
“Pulau Komodo adalah habitat asli Komodo. Hewan bernama Latin, Varanus komodoensis adalah kadal terbesar di dunia. Beratnya rata-rata 70 kilogram. Dengan penglihatan tajam, gigi setajam pisau, liur beracun, dan kemampuan berburu luar biasa. Komodo bisa bergerak dengan kecepatan 20 kilometer per jam [1].“
Dengan mengetahui keunikan hewan tersebut. Maka sejak hampir dua tahun lalu, saya juga memasukkan list “Pulau Komodo” kepada teman-teman yang bertanya tentang wisata di Indonesia. Apalagi setelah pulau ini resmi diumumkan  masuk “the new seven wonders of nature” di Zurich pada tanggal 11 November 2011 lalu, jadi, memposisikan pulau ini di promosi pertama tidak lagi salah.  Jangankan mereka, saya pun tidak sabar menunggu kesempatan untuk bisa berkunjung ke pulau yang dikenal karena hewan purba Komodo-nya, dimana hewan ini diyakini sudah ada sejak 40 juta tahun lalu dan diduga kuat merupakan naga yang pernah ada di bumi ini [2].
Selain Pulau Komodo, saya juga ingin mengunjungi Pulau Rinca, mencoba snorkelling di Pantai Merah, mengunjungi wilayah konservasi burung kakaktua jenis Sulphurea Hill, Gili Laba, Pulau Bidadari dan Pulau Kanawa [3] dan tentunya, saya juga ingin melihat lebih dekat kehidupan masyarakat setempat dimana disebutkan bahwa di Pulau Rinca komodo masih berkeliaran bebas diantara rumah-rumah panggung penduduk.
“Seperti apa ya rasanya?”
Awal bulan depan, seorang teman Jerman akan berpetualang dimulai dari Pulau Komodo dilanjutkan ke beberapa negara tentangga. Berbenturan dengan salah satu kegiatan utama, maka, saya tidak bisa ikut ke Pulau Komodo. Ketika saya tanya, “apakah berani sendiri?” Dia menjawab, “kenapa tidak? Bahkan adalah sebuah kebanggaan bagi orang Jerman jika berhasil survive di negara orang sendirian.” katanya menambahkan.
“Oke!”
Semoga giliran saya berkunjung ke Pulau Komodo dan sekitarnya bisa segera terwujud. Walau dalam waktu dua bulan ke depan saya ada di tanah air, namun, menjangkau Pulau Komodo sendiri mungkin belum bisa saya lakukan. Adakah yang mau ajakin setelah pertengahan Februari?
Sebelum berpikir mengunjungi Halong Bay di Vietnam yang juga sama-sama dalamthe new seven wonders of nature, mari mempertimbangkan mengunjungi Pulau Komodo terlebih dahulu.
1358352814726150133
Komodo (Sumber:http://nature.new7wonders.com)

Sunday, December 18, 2011

Ubud : Objek Wisata Seni Budaya di Gianyar Bali

Ubud merupakan kawasan wisata seni dan budaya di Gianyar Bali. Ada Museum Rudana dan Rudana Fine Art Gallery, Museum Puri Lukisan, Puri Agung Ubud, Wanara Wana, Museum Blanco, Arung Jeram di sungai Ayung, dll. Disepanjang jalan daerah Ubud, akan disuguhkan pemandangan yang menarik yakni adanya artshop-artshop dengan koleksi hasil kerajinan seni seperti patung, gelang, kalung, dll.
So, jika Anda ingin membeli suvenir Bali yang berbau seni Bali dengan harga miring untuk oleh-oleh tidak ada salahnya anda mencoba membeli langsung di Ubud.
Sudah sejak tahun 1930-an, Ubud terkenal di antara wisatawan barat. Kala itu pelukis Jerman; Walter Spies dan pelukis Belanda; Rudolf Bonnet menetap di sana. Mereka dibantu oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, dari Puri Agung Ubud. Sekarang karya mereka bisa dilihat di Museum Puri Lukisan, Ubud.
Kawasan Wisata Seni – Budaya di Ubud Gianyar Bali
Museum Rudana dan Rudana Fine Art Gallery
Museum RudanaMuseum Rudana merupakan museum seni yang berlokasi di Ubud, Bali, yang didirikan oleh Nyoman Rudana, seorang kolektor lukisan yang juga duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Propinsi Bali periode 2004 2009 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 26 Desember 1995. Museum ini menyimpan lebih dari 400 buah lukisan dan patung hasil karya para seniman, baik dari Bali, seniman Indonesia di luar Bali maupun karya para seniman asing yang menjadikan Bali sebagai tempatnya berkarya. Berada dalam satu kompleks, berdiri Rudana Fine Art Gallery yang didirikan pada tahun 1978 dan merupakan cikal bakal berdirinya Museum Rudana.
Museum Puri Lukisan
Adalah sebuah museum seni rupa pertama, yang dikelola oleh swasta, di Bali. Diprakarsai oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad serta seniman asing yang menetap di Ubud, Rudolf Bonnet. Berdiri pada 31 Januari 1956 dibawah naungan Yayasan Ratna Warta, dan di buka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Yamin.
Di museum ini bisa dinikmati perkembangan seni rupa di Ubud, baik seni lukis maupun seni pahat. Beberapa karya dari para seniman asing yang berkarya di Ubud seperti: Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smit serta maestro lokal seperti I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Made Deblog, Ida Bagus Made dan yang lainnya. Termasuk juga karya seni rupa pada masa Pita Maha.
Puri Agung Ubud
Puri Agung Ubud terletak tepat di jantung kota Ubud. Merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Ubud pada zaman dahulu, serta sebagai pusat kegiatan seni budaya dan adat, yang diadakan di tepat di depan puri. Puri Ubud masih memiliki tata ruang dan bangunan yang dipertahankan seperti aslinya. Di halaman depan, setelah pintu gerbang, terdapat area yang disebut Ancak Saji. Disini seminggu sekali diadakan pertunjukan seni tari, bagi wisatawan. Dan setiap hari, dilaksanakan latihan gamelan dari berbagai kelompok seni musik yang ada di Ubud. Semua aktifitas seni semakin mengentalkan suasana Ubud sebagai sebuah desa yang berwawasan kesenian.
Wanara Wana
Wanara Wana atau Hutan Kera, (lebih dikenal dengan Monkey Forest) adalah kawasan hutan yang terdapat di kawasan Ubud, tepatnya masuk ke dalam wilayah desa adat Padangtegal, Ubud. Di hutan ini terdapat sekawanan kera yang jumlahnya ratusan, yang telah menghuni kawasan ini selama ratusan tahun. Di kawasan ini terdapat pula Pura Dalem Padangtegal, yang didirikan pada awal abad ke-20. MPura tersebut memiliki arsitektur serta ornamen yang sangat kuno dan artistik.
Arung Jeram
Di wilayah barat Ubud, terdapat Tukad (Kali)/sungai Ayung. Di sungai ini banyak aktivitas wisata tirta, di antaranya adalah arung jeram dan berkayak. Terdapat beberapa jasa wisata tirta yang menawarkan layanan ini. Selain wisata tirta, di sepanjang tebing Tukad Ayung juga memiliki pemandangan alam yang memikat, dan terdapat puluhan hotel berbintang. (wikipedia)
Untuk Map Ubud, silakan lihat disini.

Bedugul – Objek wisata Bali pegunungan – danau

Bedugul merupakan salah satu tempat/objek wisata Bali yang menawarkan keindahan alam pegunungan dan danau. Tempatnya yang tinggi membuat daerah ini selalu diselimuti kabut dan berhawa dingin. Daerah Bedugul adalah bagian dari kabupaten Tabanan dan berjarak kurang lebih 70 km atau 2,5 jam dari Bandara Internasional (Airport) Ngurah Rai. Ada beberapa tempat/objek wisata yang sayang sekali untuk dilewatkan, apa saja itu?
1. Objek wisata Danau Beratan
Pura Ulun DanuDanau Beratan merupakan salah satu objek wisata di Bedugul yang sayang kalau Anda lewatkan. Cuaca yang sejuk di siang hari membuat Anda merasa nyaman untuk menikmati pemandangan di sekeliling danau Beratan. Untuk menikmati pemandangan di sekeliling danau, Anda bisa menyewa kapal boot dan sampan. Sangat cocok bagi Anda dan keluarga atau bersama pasangan Anda untuk menikmati keindahan alam di sekitar danau Beratan.
Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Berada di jalur jalan provinsi yang menghubungkan Denpasar – Singaraja serta letaknya yang dekat dengan Kebun Raya Eka Karya menjadikan tempat ini menjadi salah satu andalan wisata pulau Bali. Disamping mudah dijangkau Danau Beratan juga menyediakan beragam pesona dan akomodasi yang memadai.
Di tengah danau terdapat sebuah Pura yaitu Pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan.
Berikut adalah gambar suasana di Danau Beratan
Danau BeratanDanau BeratanDanau Beratan
2. Objek Wisata Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali
Kebun Raya Eka Karya BedugulSurga…itulah kesan pertama ketika Anda menginjakkan kaki diKebun Raya Eka Raya. Rasa penat, capek, stres, atau rasa beban berangsur-angsur akan hilang bila sudah memasuki area kebun raya Eka Karya ini. Lokasinya tidak jauh dari Danau Beratan, sekitar 2 km. Jarak tempuh sekitar 2 jam atau 70 km dari Denpasar atau 40 km dari Singaraja dengan perjalanan darat. Untuk masuk ke wilayah kebun raya Eka Karya, Anda akan dikenakan tarif. Berdasarkan PP RI No. 75/2007, tarif masuknya adalah :
1. Tiket pengunjung/orang  :  Rp. 7.000,-
2. Tiket parkir roda 2  :  Rp. 3.000,-
3. Tiket parkir roda 4  :  Rp. 6.000,-
4. Tiket parkir roda 6  :  Rp. 12.000,-
5. Tiket mobil masuk  :  Rp. 12.000,-
Tarif sudah termasuk asuransi PT. Jasaraharja Putera dan kontribusi ke Pemda Tabanan.
Kebun ini didirikan pada 15 Juli 1959, pada awalnya Kebun Raya Eka Karya Bali hanya diperuntukkan bagi tumbuhan jenis coniferae. Seiring dengan perkembangan dan perubahan status serta luas kawasannya, kebun yang berada pada ketinggian 1.250 – 1.450 mdpl ini kini menjadi kawasan konservasi ex-situ bagi tumbuhan pegunungan tropika Kawasan Timur Indonesia. Luas kawasan Kebun Raya semula hanya 50 ha, tetapi saat ini luas kebun raya menjadi 157,5 ha.
Kebun Raya BedugulKebun Raya BedugulKebun Raya Bedugul

Pantai Sanur Bali – Pantai Sunrise | obyek wisata Bali

 Pantai Sanur adalah salah satu objek wisata pantai di Bali selain pantai KutaPantai Sanur dikenal juga Sunrise beach atau Pantai Matahari Terbit karena saat pagi hari kita dengan leluasa melihat matahari terbit tanpa dihalangi oleh pegunungan atau bukit. Jadi jika berlibur ke Bali, jangan lupa jalan-jalan ke pantai Sanur di pagi hari untuk melihat detik-detik terbitnya matahari. Pokoknya segerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr…..
Apa sih yang menarik dari pantai sanur selain matahari terbitnya?
1. Pasirnya yang putih. Di Indonesia jarang ada pantai yang berpasir putih sehingga ini merupakan keunikan tersendiri.
2. Mataharinya yang terik. Cocok bagi anda yang ingin berjemur disepanjang pantai Sanur.
3. Airnya surut di sore hari. Biasanya air laut di pantai Sanur surut di sore hari sehingga banyak dijumpai dangkalan-dangkalan laut. Pengunjung menggunakan momen ini untuk menaiki kano, semacam perahu kecil. Pokoknya menyenangkan deh….
Gugusan pulau Serangan dan bukit batu karang yang menjorok ke laut di seberang laut terlihat dari Pantai Sanur sebelah Selatan. Panorama pantai Sanur sebelah Selatan lebih indah dilihat pada pagi hari. Tempat meninjau yang strategis adalah bagian Timur, di Semawang dan Mertasari. Keadaan udara di sana terasa segar dan bertiup angin laut yang nyaman. Suasana di sepanjang pantai Sanur terang dan teduh karena penuh dengan pohon besar. Pantai Sanur baik untuk menikmati matahari terbit (Sun Rise) dan berjemur di sepanjang pantai yang berpasir putih.
Pantai Sanur terletak di Desa Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan Kotamadya Dati II Denpasar. Pantai ini terletak di sebelah Timur dan Selatan desa Sanur, yang merupakan tepi Samudra Indonesia sebelah Selatan Pulau Bali. Tempat itu terkenal sejak dahulu kala, terutama ketika terjadi perang Puputan Badung pada tanggal 20 September 1906 dimana Belanda mendaratkan tentaranya di sana. Dalam sejarah Bali Kuno pantai Sanur juga terkenal, dan masdih ada tugu batu tertulis yang merupakan Prasasti Raja Kasari Warmadewa yang berkeraton di Singhadwala tahun 917, dimana sekarang terdapat di Blanjong Bagian Selatan Pantai Sanur.
Di kalangan Pariwisata, pantai Sanur pertama kali diperkenalkan oleh pelukis Belgia bernama A.J.Le Mayeur bersama istrinya Ni Polok yang menetap di sana sejak tahun 1937 dan mengadakan pameran lukisan karyanya sendiri. Daya tarik pantai Sanur sebelah Utaranya melingkar seperti setengah lingkaran dan bagian Selatannya berbelok dari Timur ke Barat, dimana gelombang air lautnya tak begitu besar dan bila airnya surut terlihatlah batu karang yang membentang berwarna-warni. Pada hari mendekati bulan mati air lautnya naik dan gelombangnya agak besar. Di sebelah Tenggara terlihatlah gugusan pulau Nusa Penida di seberang laut dan di sebelah Timur kelihatan panorama pantai Selatan Pulau Bali dengan gunungnya. (ratih)

Sunday, October 2, 2011

Pantai Sanur / Pantai Matahari terbit

Pantai Sanur terletak di Desa Sanur persisnya di sebelah timur kota Denpasar. Pantai ini dikenal sunrise (matahari terbit) karena kita secara langsung melihat posisi matahari pada saat terbit di pagi hari dengan arah pandangan yang luas. Wow tentu sangat menarik bukan? apabila pada saat Anda bangun di pagi hari sambil olahraga jogging menikmati indahnya pesona matahari terbit ini.

Hotel yang tertua dan tertinggi di Bali adalah Inna Grand Bali Beach. Hotel ini terletak di Pantai Sanur, yang dibangun sekitar tahun 1930 dan menampilkan bangunan bertingkat yang melebihi ketinggian pohon kelapa.
 
© Copyright 2035 ID Traveler Indonesia
Theme by Yusuf Fikri